20.6.09

PELAKSANAAN IMUNISASI DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR (VAKSIN TT PADA ANAK USIA SEKOLAH)

I. PENDAHULUAN

Selain dengan obat, ada cara lain yang lebih baik untuk mengatasi penyakit yang berat yaitu dengan upaya memperkuat sistem pertahanan tubuh. Sehingga bila ada penyakit yang akan menyerang, tubuh anak sudah siap dan cukup kuat untuk melawan. Cara ini dilaksanakan dengan pemberian kekebalan atau imunisasi. Imunisasi adalah proses induksi imunitas untuk melawan penyakit tertentu. Ada dua macam imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi merupakan usaha untuk mencapai eradikasi, eliminasi dan reduksi terhadap pernyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Adapun proses imunisasi yang dilakukan pada Puskesmas kali ini merupakan imunisasi aktif dengan menggunakan vaksin (vaksinasi). Pemberian kekebalan ini tentunya berhubungan dengan respon imun tubuh sendiri khususnya respons humoral dan respons selular.

Berdasarkan proses produksinya, vaksin terdiri dari berbagai jenis, yaitu vaksin dengan mikroorganisme hidup yang dilemahkan seperti vaksin BCG, vaksin polio sabin dan vaksin campak; vaksin dengan mikroorganisme yang telah dimatikan, contohnya vaksin polio salk dan vaksin batuk rejan; vaksin dengan rekombinan dari suatu mikroorganisme, biasanya berupa protein khusus, contohnya toksoid tetanus dan toksoid diptheri; atau vaksin dengan racun (toksin) yang dilemahkan seperti vaksin hepatitis B.

Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran setelah mengikuti field lab I ini adalah diharapkan mahasiswa mampu melakukan imunisasi. Adapun learning oucome pembelajaran ini adalah diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang dasar-dasar imunisasi dan imunisasi dasar di Indonesia. Serta mampu melakukan manajemen program dan prosedur imunisasi dasar bayi dan balita, anak sekolah, ibu hamil dan calon pengantin wanita di Puskesmas mulai perencanaan, cold chain vaksin, pelaksanaan (termasuk penanganan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi/ KIPI), pelaporan dan evaluasi.

II. KEGIATAN

Pelaksanaan field lab I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 31 Maret 2008 di Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar dengan instruktur lapangan yang dikepalai oleh Kepala Puskesmas tersebut, Dr. Wahyu P.R. dan dibantu oleh staff diantaranya Bapak Supardi dan Ibu Sri Mulyani. Pada hari tersebut, tidak ada jadwal imunisasi di Puskesmas bersangkutan, oleh karena itu kegiatan hanya terdiri dari penjelasan mengenai imunisasi vaksin BCG dan prosedur cold chain. Disamping itu, para mahasiswa juga mencoba memperagakan cara imunisasi dengan satu jenis vaksin per mahasiswa dan menjelaskan mengenai penanggulangan beberapa gejala KIPI. Adapun vaksin yang diberikan adalah vaksin BCG, polio, campak, DPT-HB (combo), TT, DPT dan Hepatitis B. Penulis pada waktu tersebut mendapatkan kesempatan untuk memperagakan imunisasi vaksin toksoid tetanus (TT) pada anak usia sekolah.

Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum melaksanakan imunisasi agar imunisasi berjalan dengan baik adalah perencanaan imunisasi di Puskesmas yang mencakup kegiatan-kegiatan seperti menghitung jumlah sasaran, menentukan target cakupan, indeks pemakaian (IP) vaksin, kebutuhan alat suntik & safety box, serta menghitung kebutuhan peralatan rantai vaksin (cold chain). Sasaran imunisasi Puskesmas Kebakkramat ini mencakup lima desa, yaitu desa Kemiri, desa Nangsri, desa Macanan, desa Kebak dan desa Waru dengan jumlah sasaran total sasaran tahun 2008 adalah 467 bayi, 513 ibu hamil dan 6554 wanita usia subur (lampiran 1). Untuk data sasaran anak sekolah yang diimunisasi memerlukan data dari Dinas Prndidikan setempat.

Pada kegiatan field lab I ini penulis melakukan pemberian vaksin TT dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut:

v Sebelum melakukan prosedur imunisasi dengan vaksin sejak awal kita tanyakan atau anamnesis apakah anak yang akan diimunisasi ini sedang sakit atau tidak, apakah pernah memiliki riwayat KIPI. Selain dengan anamnesis, hal ini dapat kita lihat melalui rekam medis anak.

v Cuci tangan sebelum melakukan kegiatan.

v Amati VVM dan masa kadaluarsa vaksin. Selama warna kotak di tengah lingkaran VVM lebih muda dari pada bagian lingkaran, maka vaksin masih bisa digunakan. Jika warna kotak tersebut sama atau lebih gelap dari pada bagian lingkaran, maka vaksin harus dibuang (lampiran 2).

v Usaplah sekitar kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi air. Ambil cairan vaksin, perhatikan jangan sampai ada udara yang ikut masuk ke dalam alat suntik.

v Letakkan ibu jari dan jari telunjuk pada sisi yang akan disuntik, kemudian kulit diregangkan.

v Pemberian vaksin adalah secara intra muskulair, paling baik di bagian pertengahan paha anterolateral/ bagian luar. Tusukkan jarum tegak lurus ke bawah (posisi 90o) sampai masuk ke dalam otot.

v Lakukan aspirasi dengan menarik piston sedikit untuk meyakinkan bahwa jarum tidak mengenai pembuluh darah.

v Dorong pangkal piston dengan ibujari untuk memasukkan vaksin, suntikkan vaksin pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit. Kemudian cabut jarumnya.

III. PEMBAHASAN

Tetanus adalah salah satu penyakit yang paling beresiko menyebabkan kematian. Bakteri penyebab tetanus adalah Clostridium tetani, dapat masuk melalui luka pada tubuh, misalnya pada kaki yang terluka akibat menginjak paku yang sudah berkarat ataupun pada anak dengan radang telinga. Bakteri tetanus banyak ditemukan di tanah, debu, dan pupuk atau sampah. Gejala tetanus yang utama adalah sakit kepala dan nyeri pada otot rahang, yang diikuti dengan rasa kaku pada leher, kesulitan untuk menelan, otot perut mengeras, kejang, dan demam. Gejala ini biasanya terjadi 8 hari setelah tubuh terkena infeksi, dan akan menyerang selama 3 hari sampai 3 minggu.

Tetanus tidak dapat ditularkan antara sesama manusia. Vaksinasi merupakan cara terbaik untuk mencegah penyakit tetanus. Vaksin tetanus menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. Vaksin TT merupakan suspensi koloidal homogen berwarna putih susu dalam vial gelas, mengandung toksoid tetanus yang telah dimurnikan teradsorbsi ke dalam aluminium fosfat, dan mengandung potensi sedikitnya 40 IU. Vaksin berupa suspensi untuk injeksi.

Vaksin disuntik intramuskulair dengan menggunakan syringe steril sebanyak 0,5 ml. Kandungan vaksin setiap dosis (0,5 ml) terdiri dari 10 Lf toksoid tetanus, alumunium fosfat. Daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90-95%. Adapun penyimpanan untuk vaksin TT ini adalah pada suhu +2oC sampai dengan +8oC. Karena vaksin ini bersifat tidak tahan suhu rendah, maka vaksin TT tidak boleh dibekukan dan jika disimpan pada kulkas maka diletakkan jauh dari evaporator.

Pada anak usia sekolah, vaksin TT ini diberikan pada siswa yang duduk di bangku kelas dua dan tiga, sesuai dengan tertera pada tabel berikut ini:

KELAS VAKSIN YANG DIBERIKAN

1 Difteri, tetanus, campak masing-masing 0.5 cc

2 Tetanus toksoid 0.5 cc*

3 Tetanus toksoid 0.5 cc*

(*) merupakan sasaran untuk jenis imunisasi vaksin yang dilakukan/ diperagakan oleh penulis.

Pada imunisasi aktif dengan toksoid tetanus hampir tidak ada efek samping. Sedangkan untuk reaksi imunisasi aktif tetanus biasanya tidak ada. Mungkin terdapat demam ringan atau rasa nyeri, rasa gatal dan pembengkakan ringan di tempat suntikan yang berlangsung selama 1-2 hari. Untuk kontraindikasi terhadap vaksin TT ini adalah sebagai berikut:

- Reaksi berat terhadap dosis TT sebelumnya.

- Hipersensitif terhadap salah satu komponen dari vaksin.

- Imunisasi sebaiknya tidak diberikan pada keadaan demam atau infeksi akut. Pada demam ringan (a minor febrile illness) seperti infeksi ringan pada pernafasan bagian atas, imunisasi dapat diberikan.

- Immunodefisiensi.

- Individu yang terinfeksi HIV symptomatic maupun asymptomatic harus divaksinasi TT menurut jadwal yang telah ditetapkan.

Apabila setelah dilakukan imunisasi terjadi gejala-gejala KIPI, maka perlu dilaporkan dengan rentang waktu 24 jam, 5 hari dan 30 hari pasca imunisasi disertai dengan identitas pasien, petugas imunisasi dan dokter yang bertanggung jawab dengan informasi jelas mengenai tempat imunisasi, rekam medis pasien terutama pasca imunisasi, dan sebagainya.

Kesulitan yang dapat menghambat terlaksananya imunisasi vaksin TT pada anak usia sekolah diantaranya:

- Pihak sekolah, khususnya sekolah swasta yang dihubungi terkadang menolak dengan alasan sudah diberikan oleh dokter pribadi maupun rumahsakit, padahal tidak semua anak telah diimunisasi TT.

- Terkadang jika anak yang diimunisasi tidak didampingi oleh orangtua, akan sulit untuk menganamesis anak terutama untuk penyakit yang diderita sejak anak masih kecil/ baru dilahirkan.

- Orang yang mengantarkan anak yang akan diimunisasi tidak memberikan keterangan yang benar mengenai kondisi anak yang sebenarnya karena satu dan lain hal.

IV. PENUTUP

Imunisasi adalah upaya untuk memperkuat sistem imunitas tubuh guna melawan suatu bakteri tertentu. Vaksin TT menggunakan vaksin dengan toksin yang telah dilemahkan. Vaksinasi TT anak usia sekolah dilaksanakan untuk anak kelas 2 dan 3. Secara keseluruhan, pelaksanaan field lab imunisasi ini telah berjalan baik dan lancar.

Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran field lab, alangkah baiknya bila jadwal field lab mahasiswa disesuaikan dengan program Puskesmas yang bersangkutan mengenai topik yang ditentukan sehingga field lab dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

V. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. .Pemberian Vaksin Tetanus Sejak Dini.http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=763

Biofarma. _. Petujuk Penggunaan Vaksin TT. Reg. No. GKL8502901443A1

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I.Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Dorland, W. A. N.2002.Kamus Kedokteran Dorland edisi 29.Jakarta: EGC

Kliegman, R.M, et al.2004.Nelson Textbook of pediatrics 18th ed.United States of America: Saunders Elsevier

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

Markum, A.H.1997.Imunisasi edisi kedua.Jakarta: FKUI

Silalahi, L.2004.Tetanus.http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/04/05/

nrs, 20040405-01,id.html

Tim Field Lab FK UNS dan UPTD Puskesmas Sibela Surakarta.2008.Manual Field Lab Keterampilan IMUNSASI.Surakarta: Field Lab FK UNS

lampiran 2

VACCINE VIAL MONITOR

gambar VVM.jpg

VAKSIN BISA DIGUNAKAN

Jika warna kotak bagian dalam lebih muda daripada warna lingkaran luar.

VAKSIN MASIH BISA DIGUNAKAN

Jika kotak bagian dalam telah berubah warna tetapi tetap lebih muda daripada lingkaran luar.

Jika masa kadaluarsa belum habis

X TITIK AKHIR.

VAKSIN JANGAN DIGUNAKAN

Jika warna kotak bagian dalam sama dengan lingkaran luar.

X LEWAT TITIK AKHIR

VAKSIN JANGAN DIGUNAKAN

Jika warna kotak bagian dalam lebih gelap dibandingkan dengan lingkaran luar.